Pengetahuan dan pemahaman seorang anak tentang Tuhan dipengaruhi keluarga. Hal ini disinggung oleh 2 pembicara dalam acara diskusi umum "Local Identity In a Global Context", Kamis (12/11) di ruang Probowinoto gedung G kampus hijau Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).
Pdt. Dr. Retnowati, Dekan Fakultas Teologi UKSW mengungkapkan bahwa pendidikan yang diberikan orang tua sejak kanak-kanak menjadi pondasi penting pembentukan identitasnya. Dalam budaya jawa khususnya, nilai-nilai dan aturan-aturan yang dipegang orang tua diajarkan kepada anak sejak usia sedini mungkin. Pendidikan yang diajarkan dalam keluarga jawa sejak kecil membentuk identitas yang membedakan mereka dengan yang lain, yang nampak dari cara hidup dan perilaku sehari-hari. Kehidupan keluarga jawa diangkat dalam diskusi ini karena tempat tinggal kita sekarang ini adalah di Salatiga yang merupakan bagian dari Jawa Tengah.
Hal ini juga berlaku dalam proses pemahaman anak tentang Tuhan. Bagaimana anak tahu dan percaya kepada Tuhan sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua tentang keberadaan Tuhan dalam kehidupan mereka.
Melanie A. Nyhoft, Ph.D Cand dari University of Pittburgh mengungkapkan jika pemahaman tentang konsep Tuhan pada anak-anak mengalami perubahan yang dipengaruhi salah satunya oleh imajinasi mereka. Pemahaman tentang Tuhan pada anak usia 3 hingga 12 tahun, menjadi objek penelitian Melanie selama 9 bulan terakhir di Yogyakarta. Meskipun anak tumbuh dalam lingkungan, sekolah dan teman-teman yang sama, pemahamannya tentang Tuhan akan berbeda karena mereka mempunyai perbedaan individual yang salah satunya terbentuk dari didikan yang diterimanya di keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar